Kamis, 29 Januari 2015

Summary Seminar Nasional BEM KM STMT TRISAKTI



Sejenak kita agak tertegun ketika istilah “tol laut” pertama kali diperkenalkan oleh Presiden Jokowi. Tol laut merupakan sarana perhubungan (penumpang dan barang) yang menghubungkan satu pelabuhan dengan pelabuhan lain melalui “jalan laut”. Kapal-kapal yang menggunakan sarana ini akan membayar uang tambat di setiap pelabuhan yang dirapatinya da bebas bea berlayar di laut (kecuali ada aturan tersendiri termasuk kapal yang harus menunggu di luar pelabuhan atau melewati selat buatan).
Poros Maritim Dunia (DPM) merupakan trobosan pembangunan Indonesia yang sangat strategis berbasis maritim (kelautan), sekaligus membangkitkan kembali jiwa bahari bagi masyarakat Indonesia. Berbeda dengan konsep pembangunan Negara continental, pemerataan pembangunan di seluruh wilayah di Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau hanya mungkin bila pembangunannya berbasiskan kelautan. Hal inilah yang mendasari pemerintahan baru, sementara menangguhkan pembangunan Jembatan Selat Sunda untuk menghubungkan Sumatera dan Jawa.
Sasaran Pembangunan Kemaritiman
Deputi Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Bappenas, Endah Murningtyas mengemukakan ada tiga sasaran pembangunan kemaritiman.
Pertama, memperkuat jati diri sebagai Negara maritim dengan menegakkan kedaulatan dan yurisdiksi nasional. Salah satunya adalah dengan menyelesaikan pencatatan pulau-pulau kecil ke PBB. Bappenas menargetkan 17.504 pulau di Indonesia bisa tercatat seluruhnya pada tahun 2019. Langkah selanjutnya adalah menyelesaikan sengketa batas wilayah sdengan Sembilan Negara tetangga.
Kedua, memberantas perikanan liar (illegal fishing). Strateginya dengan memperkuat lembaga pengawasan laut, meningkatkan koordinasi dalam penanganan pelanggaran tindak pidana, penguatan sarana system pengawasan perikanan, dan peningkatkan penertiban ketaatan kapal di pelabuhan, termasuk diantaranya mewajibkan pemasangan transmitter VMS kapal berukuran 30 GT dan peningkatan pelaksanaan kewajiban peloparan hasil tangkapan dan wilayah tangkap. Kejahatan illegal fishing yang dilakukan oleh ribuan kapal asing terus saja marak terjadi. Data Badan Pemeriksa Keuangan (2013) menunjukkan, potensi pendapatan sector perikanan laut jika tanpa illegal fishing mencapai Rp. 365 triliun per tahun. Namun, akibat illegal fishing, menurut hitungan Kementerin Kelautan dan Perikanan (2011), pendapatantersebut hanya  berkisar Rp. 65 triliun per tahun. Jadi ratusan triliun rupiah devisa Negara hilang setiap tahun.
Ketiga, membangun konektivitas nasional. Strategisnya dengan meningkatkan pembangunan system transpotasi multimoda, termasuk membangun dan mengembangkan 24 pelabuhan untuk mendukung tol laut. Bappenas merencanakan penyelesaian dan penguatan jalur lintas utara, sabuk tengah, dan sabuk selatan.
Ekonomi Kelautan
Bappenas telah memetakan 24 pelabuhan yang akan dibangun dan dikembangkan di seluruh Indonesia yaitu : Malahayati (Aceh), Belawan dan Kuala Tanjung (Sumut), Dumai (Riau), Batam (Kepri), Tanjung Pandan (Bangka Belitung), Teluk Bayur (Sumbar), Panjang (lampung), Tanjung Priiok (DKI Jakarata), Tanjung Persk (Jatim), Tanjung Intan (Jabar), Lembar Baru (Bali), Tenau (NTT), Pantai Kijing (Kalbar), Bagendang (Kalteng), Banjarmasin (Kaltim), Maloy (Kaltara), Makassar (Sulsel), Bitung (Sulut), Ternate (Malut), Ambon (Maluku), Arar (Papua Barat), Jayapuran dan Merauke (Papua). Rute/lintas utama adalah melayari kawasan laut pendalaman, yaitu : Belawan-Tanjung Priok-Tanjung Perak-Makassar-Bitung-Arar-Tanjung Perak-Tanjung Priok-Tanjung Pandan-Batam-Dumai-Belawan.
Juga akan dibangun 22 sentra IKM (industri kecil menengah) tersebar di seluruh Indonesia, dimana 11 di antaranya akan dibangun di Papua, Maluku, Maluku Utara, NTT, dan NTB. Sedangkan pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK). Bappenas memetakan 10 kawasan yang masing-masing mengembangkan basis industri berbeda tergantung kekuatan dan kebutuhan daerah tersebut. Berdasarkan program kegiatan tersebut dapat dipastikan pembangun lebih banyak di timur yang selama ini masih jauh tertinggal dari bagian barat Indonesia.
Peran Tol Laut
Pembangunan kawasan industry (IKM dan KEK) dan pengembangan perekonomian daerah yang didukung dengan pembangunan infrastruktur berupa jalan, bandara, pelabuhan, jalur kereta api, dan pelabuhan penyeberangan merupakan bagian dari pembangunan tol laut. Melalui tol laut, baik penumpang maupun produksi akan dapat diangkut dari satu kawasan industry ke suatu pelabuhan, selanjutnya diangkut dengan kapal laut ke pelabuhan tujuan. Agar kembalinya kapal ke pelabuhan asal tidak kosong, maka penumpang dan produksi dari kawasan industry tujuan dapat diangkut pula ke pelabuhan lain sehingga diharapkan semua kapal dalam pelayaran rutenya tetap dipenuhi penumpang dan barang.
Program ini bertujuan agar kesenjangan pembangunan dan tingkat perekonomian anatar jawa dan luar jawa secara bertahap dapat dikurangi dan tujuan akhirnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah semakin merata.